Skip to Content

Memahami Tata Bahasa Sunda: Tantangan dan Upaya Pelestarian

February 24, 2025 by
Kafi Milak

Bahasa Sunda adalah salah satu bahasa daerah terbesar di Indonesia, dipakai oleh sebagian besar masyarakat di Jawa Barat dan Banten. Bahasa ini memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari bahasa Indonesia, baik dalam hal struktur tata bahasa maupun kosakata sehari-hari. Sayangnya, seperti banyak bahasa daerah lainnya, penggunaan bahasa Sunda mengalami penurunan, terutama di kalangan generasi muda. Artikel ini akan membahas tata bahasa praktis Sunda, perbedaan dengan bahasa Indonesia, penurunan penggunaan bahasa Sunda, serta kesulitan dalam mempelajari bahasa Sunda.

 

Tata Bahasa Praktis Sunda

Struktur tata bahasa Sunda memiliki beberapa kesamaan dengan bahasa Indonesia, namun juga terdapat perbedaan yang signifikan. Tata bahasa Sunda dibangun dengan sistem subjek, predikat, objek, dan keterangan (SPOK), sama seperti bahasa Indonesia. Namun, bahasa Sunda memiliki tingkatan bahasa yang disebut dengan undak usuk basa, yang menandakan penghormatan dalam berkomunikasi. Terdapat tiga tingkatan utama, yaitu basa lemes (halus), basa loma (sedang), dan basa kasar.

Dalam bahasa Sunda, kata yang digunakan untuk orang yang dihormati sering kali berbeda dengan kata yang digunakan untuk teman sebaya atau orang yang lebih muda. Misalnya, kata "makan" dalam bahasa Sunda bisa menjadi "tuang" dalam bahasa lemes, sementara dalam bahasa loma digunakan kata "dahar." Contoh ini menunjukkan bahwa pemilihan kata dalam bahasa Sunda sangat bergantung pada konteks sosial.

Selain itu, tata bahasa Sunda juga memiliki aturan tertentu dalam penggunaan kata ganti orang, bentuk kata kerja, serta kata depan yang dapat berbeda dari bahasa Indonesia.

Perbedaan Bahasa Indonesia dan Sunda

Perbedaan antara bahasa Indonesia dan bahasa Sunda tidak hanya terdapat pada kosakata, tetapi juga pada tata bahasa dan budaya bahasa itu sendiri. Bahasa Sunda memiliki banyak kata yang tidak memiliki padanan langsung dalam bahasa Indonesia karena penggunaannya dipengaruhi oleh kearifan lokal serta kebudayaan masyarakat Sunda.

Sebagai contoh, kata "kabogoh" dalam bahasa Sunda merujuk pada pacar atau pasangan. Dalam budaya Sunda, penggunaan kata ini sering kali membawa konotasi yang lebih personal dan akrab daripada kata "pacar" dalam bahasa Indonesia. Selain itu, bahasa Sunda memiliki banyak kata-kata kekerabatan yang lebih spesifik, seperti emang (paman dari ibu) atau bibi (bibi dari ibu).

Bahasa Sunda juga menggunakan lebih banyak partikel dalam kalimat sehari-hari, seperti mah, teh, dan geus, yang tidak banyak ditemukan dalam bahasa Indonesia. Partikel ini memberikan nuansa makna yang berbeda, meski sering kali sulit dimengerti oleh penutur yang belum terbiasa.

Penurunan Pengguna Bahasa Sunda

Penurunan penggunaan bahasa Sunda telah menjadi fenomena yang mengkhawatirkan dalam beberapa dekade terakhir. Faktor-faktor seperti urbanisasi, modernisasi, dan globalisasi telah menyebabkan banyak generasi muda yang tumbuh dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama mereka, baik di rumah maupun di lingkungan sekolah. Bahasa Sunda sering kali hanya digunakan dalam situasi formal atau oleh generasi yang lebih tua, sementara generasi muda cenderung lebih fasih berbahasa Indonesia atau bahkan bahasa asing seperti bahasa Inggris.

Salah satu penyebab utama penurunan penggunaan bahasa Sunda adalah kurangnya perhatian pada pendidikan bahasa Sunda dalam kurikulum sekolah. Bahasa Sunda umumnya hanya diajarkan di tingkat sekolah dasar dan jarang mendapat perhatian lebih lanjut. Selain itu, kurangnya media dan konten digital dalam bahasa Sunda juga mempersempit ruang penggunaan bahasa ini di dunia digital yang sangat digandrungi oleh generasi muda.

Kesulitan dalam Mempelajari Bahasa Sunda

Belajar bahasa Sunda bukanlah hal yang mudah bagi sebagian orang, terutama mereka yang tidak tinggal di daerah Jawa Barat atau Banten. Salah satu tantangan utama adalah sistem undak usuk basa atau tingkatan bahasa, yang mengharuskan pembelajar memahami kapan dan di mana harus menggunakan bahasa lemes, bahasa loma, atau bahasa kasar. Hal ini cukup rumit bagi pemula karena pilihan kosakata yang berbeda pada setiap tingkatan bahasa.

Selain itu, meskipun beberapa kata dalam bahasa Sunda mungkin terdengar mirip dengan bahasa Indonesia, makna dan penggunaannya bisa sangat berbeda. Misalnya, kata "teu" yang berarti "tidak" dalam bahasa Sunda berbeda dari kata "tidak" dalam bahasa Indonesia yang lebih umum dikenal. Banyaknya partikel seperti mah, teh, dan geus juga menambah kompleksitas dalam memahami bahasa Sunda.

Kurangnya bahan pembelajaran yang tersedia di luar lingkungan Jawa Barat juga menjadi kendala. Banyak buku, kamus, atau materi pembelajaran lainnya yang sulit diakses di luar wilayah penutur asli.

 

SundaDigi sebagai Solusi Pembelajaran Bahasa Sunda

SundaDigi merupakan platform digital yang dikembangkan oleh Pustaka Jaya dengan kerjasama Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Budaya Sunda (PDP-BS) untuk melestarikan budaya Sunda, termasuk bahasa Sunda. Fitur Practical Grammar di SundaDigi dirancang untuk membantu pengguna mempelajari tata bahasa Sunda secara lebih mudah dan terstruktur.

Melalui fitur Practical Grammar di SundaDigi, pengguna dapat belajar memahami struktur ini, termasuk cara membuat kalimat sederhana dan bagaimana memilih kosakata yang tepat sesuai dengan tingkat bahasa yang digunakan, membantu pemula mengenali makna dan fungsi partikel-partikel tersebut dalam kalimat bahasa Sunda, mempelajari tata bahasa Sunda secara praktis dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Selain fitur Practical Grammar, SundaDigi juga menyediakan berbagai konten lainnya, seperti kamus bahasa Sunda-Indonesia, cerita rakyat, dan kursus budaya Sunda yang semakin memperkaya pengalaman belajar. Melalui platform ini, generasi muda dapat mengenal kembali bahasa Sunda dan budaya Sunda dengan cara yang lebih modern dan interaktif.

Untuk mempelajari informasinya lebih lengkap, kunjungi laman website SundaDigi di https://sundadigi.com atau download aplikasi SundaDigi melalui link ini: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.sundadigi.android

in News