Skip to Content

Sejarah Aksara Sunda: Jejak Peradaban Tulis Masyarakat Sunda

March 25, 2025 by
Kafi Milak

Aksara Sunda merupakan salah satu warisan budaya bangsa Indonesia yang memiliki sejarah panjang dan kaya akan nilai-nilai budaya. Sebagai bagian dari kekayaan tradisi tulis Nusantara, aksara ini telah melalui berbagai fase perkembangan, mulai dari masa kejayaan kerajaan Sunda hingga masa modern. Artikel ini akan mengulas sejarah aksara Sunda, bagaimana perkembangannya, dan upaya pelestariannya.

1. Akar Sejarah Aksara Sunda

Aksara Sunda pertama kali muncul sebagai bagian dari tradisi tulis masyarakat Sunda di masa lampau. Aksara ini berkembang di wilayah yang kini mencakup provinsi Jawa Barat, sebagian Banten, dan bagian barat Jawa Tengah. Pada mulanya, aksara Sunda digunakan untuk menulis bahasa Sunda Kuno yang menjadi bahasa utama dalam berbagai kegiatan resmi, keagamaan, dan sastra.

Penemuan prasasti dan naskah kuno menjadi bukti penting eksistensi aksara Sunda. Salah satu prasasti tertua yang ditemukan adalah Prasasti Kawali (abad ke-14), yang ditemukan di Kabupaten Ciamis. Prasasti ini ditulis menggunakan aksara Sunda Kuno dan berisi pesan kebajikan serta arahan raja kepada masyarakat. Teks tersebut membuktikan bahwa aksara Sunda telah digunakan sebagai alat komunikasi resmi pada masa pemerintahan Kerajaan Sunda Pajajaran.

2. Karakteristik Aksara Sunda

Aksara Sunda termasuk dalam kelompok aksara Brahmi, yang memiliki hubungan erat dengan aksara Pallava dari India Selatan. Aksara Brahmi sendiri menjadi sumber inspirasi berbagai aksara di Asia Tenggara, termasuk aksara Jawa, Bali, dan Bugis.

Secara bentuk, aksara Sunda memiliki gaya yang sederhana namun khas. Aksara ini terdiri atas 32 huruf dasar (aksara ngalagena) yang melambangkan konsonan, dengan tambahan diakritik (rarangken) untuk vokal. Terdapat juga angka-angka Sunda yang digunakan dalam berbagai teks kuno.

Beberapa contoh huruf dasar aksara Sunda adalah:

  • ᮊ (ka),
  • ᮘ (ba),
  • ᮔ (na),
  • ᮇ (a).

Huruf-huruf tersebut ditulis menggunakan alat tradisional seperti daun lontar atau bambu yang diukir dengan pisau kecil.

3. Masa Kejayaan dan Penurunan

Pada masa kejayaan Kerajaan Sunda, aksara ini digunakan secara luas di berbagai aspek kehidupan. Naskah-naskah keagamaan, hikayat, dan dokumen resmi ditulis dalam aksara Sunda Kuno. Salah satu karya sastra penting yang diyakini ditulis dalam aksara Sunda adalah Carita Parahyangan, yang mengisahkan sejarah dan mitologi Kerajaan Sunda.

Namun, seiring runtuhnya Kerajaan Sunda Pajajaran akibat penaklukan Kesultanan Banten pada abad ke-16, penggunaan aksara Sunda mulai meredup. Kehadiran Islam sebagai kekuatan baru juga memperkenalkan aksara Arab (Pegon) yang lebih dominan digunakan dalam tradisi tulis masyarakat Sunda. Pada masa penjajahan Belanda, aksara Latin akhirnya menjadi sistem penulisan utama.

4. Upaya Revitalisasi di Era Modern

Setelah mengalami masa surut selama beberapa abad, aksara Sunda mulai mendapatkan perhatian kembali di era modern. Pada tahun 1996, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui para ahli budaya dan bahasa Sunda memulai proyek revitalisasi aksara Sunda Kuno. Tujuan utama proyek ini adalah menghidupkan kembali aksara sebagai bagian penting dari identitas budaya Sunda.

Salah satu langkah awal adalah standardisasi aksara Sunda modern yang dikenal dengan nama Aksara Sunda Baku. Standar ini mempermudah penggunaan aksara Sunda dalam konteks modern, seperti pendidikan, seni, dan teknologi. Pemerintah juga mengintegrasikan aksara Sunda ke dalam kurikulum sekolah di Jawa Barat sebagai bagian dari pelajaran muatan lokal.

5. Aksara Sunda dan Teknologi

Aksara Sunda juga telah menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi. Unicode, sistem pengkodean karakter digital internasional, resmi mengakui aksara Sunda pada tahun 2008 dengan kode U+1B80 hingga U+1BBF. Pengakuan ini memungkinkan aksara Sunda digunakan dalam perangkat digital seperti komputer dan smartphone.

Selain itu, berbagai aplikasi dan platform digital mulai mengadopsi aksara Sunda. Misalnya, aplikasi pendidikan berbasis budaya seperti SundaDigi menyediakan fitur belajar aksara Sunda, melatih generasi muda agar lebih mengenal warisan leluhurnya.

6. Pentingnya Pelestarian Aksara Sunda

Pelestarian aksara Sunda bukan hanya sekadar melestarikan tulisan, tetapi juga menjaga identitas budaya dan sejarah masyarakat Sunda. Melalui aksara ini, kita dapat memahami bagaimana leluhur Sunda menyampaikan nilai-nilai, pengetahuan, dan kepercayaan mereka.

Upaya pelestarian memerlukan kerja sama berbagai pihak, mulai dari pemerintah, lembaga pendidikan, hingga komunitas budaya. Penerbitan buku, penyelenggaraan pelatihan aksara, hingga pengenalan aksara melalui media sosial adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk memastikan aksara Sunda tetap relevan di era globalisasi.

SundaDigi dan Peranannya dalam Pelestarian Aksara Sunda

SundaDigi adalah salah satu inovasi penting dalam upaya melestarikan aksara Sunda di era digital. Sebagai platform panyungsian digital literatur Sunda, SundaDigi menawarkan berbagai fitur yang mendukung pembelajaran dan pengenalan budaya Sunda secara luas, termasuk aksara Sunda. Kehadiran SundaDigi menjadi jawaban atas tantangan pelestarian aksara dan budaya Sunda di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi.

SundaDigi menyediakan akses mudah bagi masyarakat untuk belajar dan menggunakan aksara ini melalui teknologi. Beberapa fitur unggulan SundaDigi yang mendukung tujuan ini adalah:

  1. Kursus Aksara Sunda Interaktif
    SundaDigi menyediakan modul pembelajaran aksara Sunda yang interaktif dan mudah dipahami, baik untuk pemula maupun pengguna tingkat lanjut. Fitur ini dilengkapi dengan latihan menulis, membaca, dan memahami aksara Sunda melalui pendekatan yang modern dan menarik.
  2. Penerjemah Aksara Sunda
    Dengan fitur ini, pengguna dapat mengonversi teks Latin ke aksara Sunda, atau sebaliknya. Alat ini sangat membantu dalam memahami naskah kuno atau menciptakan karya modern dengan sentuhan budaya Sunda.
  3. Kamus Bahasa Sunda-Aksara Sunda
    SundaDigi mengintegrasikan kamus yang tidak hanya mendukung pencarian kata dalam bahasa Sunda, tetapi juga memperkenalkan ejaan dalam aksara Sunda. Hal ini mempermudah pengguna untuk mengenali hubungan antara kata modern dan tradisi tulisannya.
  4. Digitalisasi Naskah Kuno
    SundaDigi juga berperan sebagai pustaka digital yang menyimpan berbagai naskah kuno Sunda, termasuk yang ditulis dalam aksara Sunda. Langkah ini tidak hanya melestarikan teks-teks bersejarah tetapi juga membuatnya lebih mudah diakses oleh masyarakat umum.

Aksara Sunda dalam Kehidupan Modern

SundaDigi membuka jalan bagi penggunaan aksara Sunda di berbagai aspek kehidupan modern. Misalnya, aksara ini kini mulai diaplikasikan dalam desain grafis, media sosial, seni, dan produk komersial. Dengan adanya platform seperti SundaDigi, individu dan komunitas budaya dapat dengan mudah mengakses sumber daya aksara Sunda untuk memperkaya karya mereka.

Selain itu, pelibatan aksara Sunda dalam teknologi digital juga memperluas jangkauan budaya Sunda ke dunia internasional. Penggunaan aksara ini dalam proyek digital, baik untuk seni, pendidikan, maupun komunikasi, menunjukkan bahwa warisan budaya tidak hanya bisa dilestarikan tetapi juga diberdayakan di era globalisasi.

Dengan berbagai fiturnya, SundaDigi memastikan bahwa aksara Sunda tetap hidup dan berkembang, tidak hanya sebagai simbol masa lalu tetapi juga sebagai elemen penting dalam kehidupan masyarakat Sunda di masa depan. Melalui platform ini, warisan leluhur Sunda dapat terus diwariskan kepada generasi mendatang dengan cara yang relevan dan menarik.

Untuk mempelajari informasinya lebih lengkap, kunjungi laman website SundaDigi di https://sundadigi.com atau download aplikasi SundaDigi melalui link ini: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.sundadigi.android

in News